Kemiskinan
adalah masalah ekonomi yang pasti dialami oleh semua negaratermasuk Indonesia
sebagai negara dengan kategori negara berkembang. Upayasebuah negara berubah
menjadi semakin maju tidak berarti tidak meninggalkan masalah. Kemiskinan
adalah sebuah masalah sensitif karena melibatkan banyaksekali unsur di
dalamnya, bahkan tidak hanya masalah keuangan atau ekonomi,tetapi juga merembet
ke permasalahan perbedaan status sosial dan SARA sehinggakemiskinan adalah
sebuah permasalahan yang bersifat multi dimensional.Maksudnya adalah kemiskinan
memiliki banyak aspek primer yang berupa miskin secara aset, organisasi sosial politik, pengetahuan dan
keterampilan serta aspek sekunder yang berupa miskin akan relasi, sumber-sumber
keuangan dan informasi.
Dimensi-dimensi
kemiskinan tersebut dapat ditemui dalam bentuk kekurangan gizi, air, perumahan
yang sehat, pelayanan kesehatan yang kurang memadai dan tingkat pendidikan yang
rendah. Selain itu, dimensi-dimensi kemiskinan saling berkaitan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Fenomena kemiskinan sendiri berkaitan erat
dengan konsep dan permasalahan ketidakadilan dan disintegrasi kelompok,
menunjuk pada sebuah jalinan konsep yang memberi sebuah pengertian yang saling
berkait satu sama lain. Masing-masing konsep bisa dilihat secara tunggal dengan
pengertian tersendiri atau analisis saling keterkaitan atau keterhubungan satu
dengan lainnya dalam konteks kausalitas.Kemiskinan bisa terjadi karena adanya
ketidakadilan di masyarakat yang dapat mengganggu rasa kebersamaan, atau karena
perlakuan yang tidak adil dalam perlakuan/pemerataan, ada masyarakat yang
merasa miskin dalam berbagai hal yang berakibat pada pertentangan dan
perpecahan.
Secara umum
Indonesia adalah negara yang sedang berproses menuju negaraindustri yang maju.
Hal ini ditandai dengan sedikitnya efek yang diterima ketikaterjadi krisis
ekonomi global tahun 2008 kemarin, tepat di belakang negara-negaraindustri
besar dunia seperti Cina dan India. Namun bagaimanapun Indonesia tetaplahnegara
berkembang yang memiliki permasalahan ekonomi termasuk kemiskinan.Indonesia
memiliki ciri-ciri sebagaimana karakter yang ada di negara-negara duniaketiga
lainnya. J. W. Schrool (1981:232)menjelaskan bahwa ada 15 ciri-ciri negara
berkembang, yaitu:
- Tidak cukup makan, dengan batasa kurang dari 2. 500 kalori
- Struktur agraria lemah karena pembagian tanah milik yang tidak baik,sehingga seorang petani hanya memiliki tanah yang tidak begitu luas.
- Industri kurang berkembang, karena kecilnya persentase penduduk yang bekerja di sektor industri.
- Tidak banyak menggunakan tenaga mesin dan masih menggunakan tenagamanusia atau hewan.
- Ketergantungan ekonomi tinggi, khususnya pada bantuan luar negeri
- Perkambangan sektor perdagangan dan pelayanan terlalu maju, tidakseimbang dengan sektor pertanian dan industri.
- Struktur sosial terbelakang dan belum sesuai dengan masyarakat modern
- Kelas menengah tidak begitu maju sehingga tidak ada yang memanikan peranan penting dalam perkambangan perekonomian.
- Pengangguran terbuka dan pengangguran terselubung jumlahnya besar.
- Tingkat pengajaran rendah sehingga angka buta huruf masih tinggi.
- Mutu pengajaran juga rendah karena tidak ada perencanaan yang baik.
- Angka kelahiran tinggi.
- Keadaan kesehatan jelek, ditandai dengan angka kematian yang cukup tinggisehingga berpengaruh juga terhadap produksi.
- Orientasi kepada tradisi dan kepada kelompok.
- Sikap kerja tidak mengandung cita-cita untuk bekerja secara mantap dan terus menerus
Sejak
pemerintahan zaman orde lama hingga pasca reformasi, ada beberapa moment
krusial tentang kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Seperti di zaman OrdeBaru
pimpinan Soeharto. Pasca turunnya Soekarno dan diangkatnya Soeharto sebagai
Presiden, beliau mencangkan program-program pembentuk ekonomi rakyat dengan
cita-cita membentuk Indonesia sebagai negara dengan spesialisasi tertentu dan
terwujud ide untuk melakukan swasembada pangan (beras). Dengan kondisi
Indonesia sebagai negara agraris, Soeharto membentuk Indonesia sebagai negara
swasembada beras dunia, yang diikuti oleh pujian oleh khalayak dunia. Tidak
hanya itu, Soeharto juga membuat beberapa kebijakan kesejahteraan sosial
seperti Pelita(Pembangunan Lima Tahun) serta Kredit Usaha Tani.
Secara gasir
besar, sumber-sumber program-program pembangunan yang Soeharto buat adalah dari
pinjaman-pinjaman luar negeri seperti IMF dan Consultative Group on Indonesia,
sebuah organisasi negara kreditor untuk Indonesiayang di sponsori oleh
Perancis. Selain itu, Indonesia mendapat bantuan dari lembagainternasional
lainnya yang berada dibawah PBB seperti UNICEF, UNESCO danWHO. Namun sayangnya,
kegagalan manajemen ekonomi yang bertumpu dalam sistem trickle down effect
(menetes ke bawah) yang mementingkan pertumbuhan dan pengelolaan ekonomi pada
segelintir kalangan serta buruknya manajemen ekonomi perdagangan industri dan
keuangan (EKUIN) pemerintah, membuat Indonesiaakhirnya bergantung pada donor
Internasional terutama paska Krisis 1997.
Krisis ekonomi
1997/1998 telah mengubur prestasi ekonomi Orde Baru.Kemiskinan melonjak tajam
hingga mencapai 24,2% di tahun 1998. Hal ini sangatdisayangkan padahal
sebelumnya perekonomian kita mendapat pujian sebagai salahsatu kejaiban ekonomi
Asia(Sjahrir, 1997 ; Stamboel, 2012)
Krisis ekonomi
yang terjadi pada tahun 1998, semakin meluas menjadi krisis politik yang justru
menyebabkan semakin parahnya kondisi perekonomian Indonesia. Demonstrasi
mahasiswa merebak ke seluruh penjuru nusantara. Rupiah yang sempat menguat
Rp.7. 000 per satu dollar AS, melemah kembali ke tingkat Rp. 9. 000.
Lebih-lebih setelah pemerintah memustuskan menaikan harga BBM.Lepas dari krisis
1998, Indonesia mulai menata kembali perekonomian.Pemerintah menyadari bahwa
harus adanyas ebuah jaminan sosial agar nantinyakemungkinan terjadinya krisis
ekonomi seperti kejadian 1998 tidak terulang. Sejaksaat itu lahir Jaminan
Pengaman Sosial (JPS) yang melindungi masyarakat miskindan rentan miskin dari
guncangan ekonomi. Sejak tahun 2000, konsep JPS mulaidikaji, dikembangkan dan
sedikit demi sedikit dijalankan. Di periode KabinetIndonesia Bersatu I dan II,
konsep JPS iniberkembang baik. TNP2K yang bekerjalangsung dibawah Wakil
Presiden langsung menanganinya. Program penanganankemiskinan ini berevolusi
menjadi program empat kluster(bantuansosial, pemberdayaan masyarakat,
pemberdayaan UMKM dan program murah) yangmerupakan program andalan pemerintah.
0 komentar:
Posting Komentar