Jumat, 17 November 2017

Gambaran Lain Kemiskinan



Kemiskinan adalah masalah ekonomi yang pasti dialami oleh semua negaratermasuk Indonesia sebagai negara dengan kategori negara berkembang. Upayasebuah negara berubah menjadi semakin maju tidak berarti tidak meninggalkan masalah. Kemiskinan adalah sebuah masalah sensitif karena melibatkan banyaksekali unsur di dalamnya, bahkan tidak hanya masalah keuangan atau ekonomi,tetapi juga merembet ke permasalahan perbedaan status sosial dan SARA sehinggakemiskinan adalah sebuah permasalahan yang bersifat multi dimensional.Maksudnya adalah kemiskinan memiliki banyak aspek primer yang berupa miskin secara aset,  organisasi sosial politik, pengetahuan dan keterampilan serta aspek sekunder yang berupa miskin akan relasi, sumber-sumber keuangan dan informasi.

Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut dapat ditemui dalam bentuk kekurangan gizi, air, perumahan yang sehat, pelayanan kesehatan yang kurang memadai dan tingkat pendidikan yang rendah. Selain itu, dimensi-dimensi kemiskinan saling berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung. Fenomena kemiskinan sendiri berkaitan erat dengan konsep dan permasalahan ketidakadilan dan disintegrasi kelompok, menunjuk pada sebuah jalinan konsep yang memberi sebuah pengertian yang saling berkait satu sama lain. Masing-masing konsep bisa dilihat secara tunggal dengan pengertian tersendiri atau analisis saling keterkaitan atau keterhubungan satu dengan lainnya dalam konteks kausalitas.Kemiskinan bisa terjadi karena adanya ketidakadilan di masyarakat yang dapat mengganggu rasa kebersamaan, atau karena perlakuan yang tidak adil dalam perlakuan/pemerataan, ada masyarakat yang merasa miskin dalam berbagai hal yang berakibat pada pertentangan dan perpecahan.

Secara umum Indonesia adalah negara yang sedang berproses menuju negaraindustri yang maju. Hal ini ditandai dengan sedikitnya efek yang diterima ketikaterjadi krisis ekonomi global tahun 2008 kemarin, tepat di belakang negara-negaraindustri besar dunia seperti Cina dan India. Namun bagaimanapun Indonesia tetaplahnegara berkembang yang memiliki permasalahan ekonomi termasuk kemiskinan.Indonesia memiliki ciri-ciri sebagaimana karakter yang ada di negara-negara duniaketiga lainnya. J. W. Schrool (1981:232)menjelaskan bahwa ada 15 ciri-ciri negara berkembang, yaitu:


  1. Tidak cukup makan, dengan batasa kurang dari 2. 500 kalori
  2. Struktur agraria lemah karena pembagian tanah milik yang tidak baik,sehingga seorang petani hanya memiliki tanah yang tidak begitu luas.
  3. Industri kurang berkembang, karena kecilnya persentase penduduk yang bekerja di sektor industri.
  4. Tidak banyak menggunakan tenaga mesin dan masih menggunakan tenagamanusia atau hewan.
  5. Ketergantungan ekonomi tinggi, khususnya pada bantuan luar negeri
  6. Perkambangan sektor perdagangan dan pelayanan terlalu maju, tidakseimbang dengan sektor pertanian dan industri.
  7. Struktur sosial terbelakang dan belum sesuai dengan masyarakat modern
  8. Kelas menengah tidak begitu maju sehingga tidak ada yang memanikan peranan penting dalam perkambangan perekonomian.
  9. Pengangguran terbuka dan pengangguran terselubung jumlahnya besar.
  10. Tingkat pengajaran rendah sehingga angka buta huruf masih tinggi.
  11. Mutu pengajaran juga rendah karena tidak ada perencanaan yang baik.
  12. Angka kelahiran tinggi.
  13. Keadaan kesehatan jelek, ditandai dengan angka kematian yang cukup tinggisehingga berpengaruh juga terhadap produksi.
  14. Orientasi kepada tradisi dan kepada kelompok.
  15. Sikap kerja tidak mengandung cita-cita untuk bekerja secara mantap dan terus menerus

Sejak pemerintahan zaman orde lama hingga pasca reformasi, ada beberapa moment krusial tentang kemiskinan yang terjadi di Indonesia. Seperti di zaman OrdeBaru pimpinan Soeharto. Pasca turunnya Soekarno dan diangkatnya Soeharto sebagai Presiden, beliau mencangkan program-program pembentuk ekonomi rakyat dengan cita-cita membentuk Indonesia sebagai negara dengan spesialisasi tertentu dan terwujud ide untuk melakukan swasembada pangan (beras). Dengan kondisi Indonesia sebagai negara agraris, Soeharto membentuk Indonesia sebagai negara swasembada beras dunia, yang diikuti oleh pujian oleh khalayak dunia. Tidak hanya itu, Soeharto juga membuat beberapa kebijakan kesejahteraan sosial seperti Pelita(Pembangunan Lima Tahun) serta Kredit Usaha Tani.

Secara gasir besar, sumber-sumber program-program pembangunan yang Soeharto buat adalah dari pinjaman-pinjaman luar negeri seperti IMF dan Consultative Group on Indonesia, sebuah organisasi negara kreditor untuk Indonesiayang di sponsori oleh Perancis. Selain itu, Indonesia mendapat bantuan dari lembagainternasional lainnya yang berada dibawah PBB seperti UNICEF, UNESCO danWHO. Namun sayangnya, kegagalan manajemen ekonomi yang bertumpu dalam sistem trickle down effect (menetes ke bawah) yang mementingkan pertumbuhan dan pengelolaan ekonomi pada segelintir kalangan serta buruknya manajemen ekonomi perdagangan industri dan keuangan (EKUIN) pemerintah, membuat Indonesiaakhirnya bergantung pada donor Internasional terutama paska Krisis 1997.

Krisis ekonomi 1997/1998 telah mengubur prestasi ekonomi Orde Baru.Kemiskinan melonjak tajam hingga mencapai 24,2% di tahun 1998. Hal ini sangatdisayangkan padahal sebelumnya perekonomian kita mendapat pujian sebagai salahsatu kejaiban ekonomi Asia(Sjahrir, 1997 ; Stamboel, 2012)

Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998, semakin meluas menjadi krisis politik yang justru menyebabkan semakin parahnya kondisi perekonomian Indonesia. Demonstrasi mahasiswa merebak ke seluruh penjuru nusantara. Rupiah yang sempat menguat Rp.7. 000 per satu dollar AS, melemah kembali ke tingkat Rp. 9. 000. Lebih-lebih setelah pemerintah memustuskan menaikan harga BBM.Lepas dari krisis 1998, Indonesia mulai menata kembali perekonomian.Pemerintah menyadari bahwa harus adanyas ebuah jaminan sosial agar nantinyakemungkinan terjadinya krisis ekonomi seperti kejadian 1998 tidak terulang. Sejaksaat itu lahir Jaminan Pengaman Sosial (JPS) yang melindungi masyarakat miskindan rentan miskin dari guncangan ekonomi. Sejak tahun 2000, konsep JPS mulaidikaji, dikembangkan dan sedikit demi sedikit dijalankan. Di periode KabinetIndonesia Bersatu I dan II, konsep JPS iniberkembang baik. TNP2K yang bekerjalangsung dibawah Wakil Presiden langsung menanganinya. Program penanganankemiskinan ini berevolusi menjadi program empat kluster(bantuansosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan UMKM dan program murah) yangmerupakan program andalan pemerintah.

0 komentar:

Posting Komentar