Jumat, 17 November 2017

Kemiskinan dan Permasalahannya


Dua masalah besar yang umumnya dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pandapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) (Tambunan, 2001). Semua negara jelas mempunyai permasalahan dalam bidang perekonomian, namun berbagai masalah kemiskinan biasanya mendera bangsa-bangsa yang sedang berkembang tak terkecuali Indonesia.

Indonesia adalah satu dari banyak negara berkembang yang mengalami banyak masalah ekonomi seperti kelaparan, gizi buruk, pengangguran dan inflasi yang pada akhirnya berdampak pada masalah sosial dan politik. Masalah ekonomi tersebut dapat menimbulkan masalah-masalah lain, seperti meningkatnya kejahatan dan kesenjangan sosial antar individu. Selain itu dapat menyebabkan tiap individu bersifat individualis satu sama lain. Sehingga berakibat pada renggangnya persatuan dan kesatuan antar individu masyarakat. Bahkan banyak kasus-kasus lain seperti bunuh diri atau bahkan membunuh seluruh anggota keluarganya karena depresi memikirkan masalah ekonomi yang sedang dihadapinya. Berbagai masalah ekonomi seperti itu salah satunya disebabkan oleh ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi di masyarakat. Di negara-negara kaya atau miskin timbul rasa kecewa terhadap usaha-usaha untuk mengejar pertumbuhan ekonomi sebagai sasaran utama pembangunan.

Fenomena disparitas pendapatan atau yang biasa disebut ketimpangan pendapatan merupakan suatu fenomena yang mendapat perhatian serius dari berbagai kalangan. Bahkan bagi calon pemimpin suatu negara maupun suatu daerah, saat masa-masa kampanye nya mereka selalu menggembar-gemborkan mengenai ketimpangan pendapatan, kebanyakan dari mereka (calon pemimpin) tersebut memasukkan ketimpangan pendapatan sebagai suatu isu strategis yang harus mereka selesaikan.

Disini saya memilih jawa timur dikarenakan provinsi ini merupakan provinsi yang pertumbuhan ekonomi nya sangat bagus, ditahun 2013 pertumbuhan ekonomi di provinsi jawa timur yaitu sebesar 6,55% namun disisi lain ternyata presentase penduduk miskin di provinsi jawa timur ini sebesar 12,55% masih diatas presentasi penduduk miskin nasional yang mencapai angka 11,37%. Dari tahun 2008 memang presentase angka penduduk miskin di provinsi jawa timur memiliki trend yang bagus karena cenderung menurun dari tahun-ketahun bahkan di tahun 2008 presentase angka kemiskinan di provinsi jawa timur sangat tinggi yaitu 18,51%.

Akses pendidikan di provinsi jawa timur sangat maju apabila di bandingkan dengan provinsi-provinsi lain yang ada di luar jawa, karena pemerintah memang cenderung fokus dalam pembangunan di pulau jawa, namun ternyata pada tahun 2010 bulan februari jumlah pengangguran terbuka di jawa timur paling banyak adalah dari lulusan diploma yaitu sebesar 15,71%, sedangkan lulusan sekolah dasar yang menjadi pengangguran terbuka hanya 3,71%. Selain itu Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jawa Timur Hary Soegiri mengemukakan, dari 19.611.540 jumlah pekerja di Jawa Timur, sebanyak 71 persen pekerja berada di sektor informal dengan skill yang rendah. “Dari 71 persen tersebut, 55 persennya hanyalah lulusan Sekolah Dadar,” katanya, Jum’at (29/10).

Seseoramg akan dikategorikan “miskin” apabila telah masuk dalam indikator kemiskinan yang telah ditetapkan, namun indikator kemiskinan tersebut tidaklah sama, ada indikator kemiskinan menurut Bappenas yaitu meliputi: (1) kurangnya pangan, sandang dan perumahan yang tidak layak. (2) terbatasnya kepemilikan tanah dan alat-alat produksi. (3) kurangnya kemampuan membaca dan menulis. (4) kurangnya jaminan dan kesejahteraan hidup. (5) kerentanan dan keterpurukkan dalam bidang sosial dan ekonomi. (6) ketakberdayaan atau daya tawar yang rendah. (7) akses terhadap ilmu pengetahuan yang terbatas.

Sedangkan menurut Bank Dunia, indikator kemiskinan meliputi: (1) kepemilikan tanah dan modal yang terbatas. (2) terbatasnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, pembangunan yang biaskota. (3) perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat. (4) perbedaan sumber daya manusia dan sektor ekonomi. (5) rendahnya produktivitas. (6) budaya hidup yang jelek. (7) tata pemerintahan yang buruk. (8) pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan.

Ketimpangan pendapatan memang merupakan faktor penyebab kemiskinan, hal ini dikarenakan perbedaan pendapatan yang cukup jauh antara si kaya dengan si miskin, dan si miskin cenderung mengalami kesulitan untuk menaikkan pendapatan nya dikarenakan beberapa hal seperti skill mereka yang kurang mumpuni, sehingga sangat sulit bagi mereka untuk menaikkan pendapatanya. Ketimpangan pendapatan ini dapat dilhat dari umk tiap-tiap kabupaten yang ada di provinsi jawa timur. Namun bukan hanya ketimpangan pendapatan yang menjadi penyebab kemiskianan.

Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat juga merupakan faktor penyebab kemiskinan, hal ini dikarenakan apabila tingkat pendidikan masyaraktnya masih rendah maka mereka akan cenderung bekerja tempat yang kurang mapan, selain itu dengan pendidikan masyarakat bisa mengerti dan memahami bagaimana cara untuk mengahasilkan sesuatu, yang berguna bagi kehidupan manusia.

Pengangguran juga merupakan faktor penyebab kemiskinan, hal ini dikarenakan apabila semakin banyak pengangguran maka akan semakin banyak pula kemiskinan, karena orang yang menganggur tidak bisa mendapat penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup nya, sehingga akan muncul tindak kriminalitas sebagai upaya dari mereka untuk memenuhi kebutuhannya.

Masih banyak nya masyarakat yang bekerja di sektor pertanian juga merupakan faktor yang menyebabkan kemiskinan, hal ini dikarenakan sektor pertanian di Indonesia masih kurang mumpuni, mereka para petani cenderung masih bergantung pada musim entah itu musim kemarau maupun musim hujan.

0 komentar:

Posting Komentar